Tuhan

Tuhan
Beling-beling kaca itu menodaiku
Gemerisik pantai menyiksaku
Deburan ombak menghardikku
Ramean suara pasar membunuhku
Tuhan
Aku yatim yang terlempar
Disiksa suara
Dihina kasih sayang
D hajar kelembutan
Aku bahkan di perbudak kehormatan
Hak kebebebasanku di nomorsatukan
Akanku tanggung semua kesakitan
Akan kuterima ku simpan dan ku tahan
Tapi,

Rohku serasa di permainkan
Mungkinkah karena aku lamban menjalani roda maya yang menerka kehidupan?
Tuhan
Kataku, kebimbangan ini dalangnya adalah auraku
Kegigihan yang menghadang dasarnya adalah sudut kantong empeduku
Gemetar aku menuju rumahmu
pucat menghias dada bergemuruh hebat
saat aku mencium kitabMu
Tuhan
Aku tiba, lutut dan berlutut aku disini
aku bersimpuh kecil
terima aku yang dha'if ini Penciptaku
Terima aku yang papa dan tak tau bentuk kata yang menyusun rupa
Terima aku dengan jutaan kekumuhanku
Tuhan

Tuhan,
Kembaliku ke sajadahMu
Kembaliku mencium kata-kataMU
engkau tau ukiran belutan empeduku
engkau tau celah-celah kata auraku
Zikirku untukMu giringkan sukmaku
Tasbihku untukMu hangatkan jasadku
Aku ingin berkhidmad
Khidmadku adamu membesarkan hatiku
Bila kau biarkan aku memilih
Munajad padamu pilihan utamaku
Bila kau biarkan aku meminta
Berhenti di Na'immu permintaanku
Tuhan
Jangan jatuhkan aku di langit sebak awan
lepaskan aku dari penjaranya biadab-biadab syetan
kaku kakiku melangkah dan terpaksa ku tahan
Tuhan
Bisik-bisik alam jaya hinggap di indra
ocehan burung
Gemercik air di pancuran
nyanyian tekukur di setiap perjalanan
Hembusan angin dengan desahan
Suara-suara pasaran yang menghujan
Hardikan gemuruh yang meruntuh menyeramkan
Kilat menjalar perlahan menakutkan

Tuhan
Kini ku unjukkan segala kemampuan
Keagungan mula yang patut dinomorsatukan
itu bukti ke Esaan
Itu bukti ke Agungan
itu contoh kelalaian insan
Dan
Agar ingat Allah lah tempat memohon segala keinginan
Tak ada tandingan walau siapa
Dan mengapa yang ditemui di jalan kehidupan
Tuhanku, Tuhan
"La Ila Ha Illallah!"

#kutipan suara hati
Agustus 2002