1
Aku ingin
mengisahkan sebuah cerita, bagiku cerita itu sebuah palu yang hampir setiap
hari memukuli pundakku bila kata “malas” mendekatiku. Dan kisah itu merupakan
mimpi indahku saat kata “utuh” masih menyertai kami.
“Papa
Besok dioperasi”. Lirih bunda berkata dibalik airmata yang kelihatannya segan
untuk tumpah.
“Mang
gak ada alternatif lain, nda?”. Sahut kakak pula dengan nada tak rela, karena
memang fisik papa yang begitu lemahnya. Kenapa tidak, setelah kecelakaan itu,
kaki papa yang luka itupun infeksi, belum lagi papa merasakan nyeri dibagian
perut.
“Gak salah, kan. Aku nonjok penabraknya! Gak
salah juga kan aku hajar dia sampe giginya copot!”, sahutku pula dalam
geram yang tertahan,”Kalau aku punya
kesempatan dan izin dari papa dalam 2 huruf saja, maka aku akan lampiaskan
kemarahanku padanya, tapi...! Ah! Aq tidak bisa apa-apa, aku sayang papa!