Friday, April 25, 2014

Surat Untuk Papa Disana

Surat ini untuk papa, yang kini tengah senyum melihatku disana. Surat yang ku ukir dari hati, agar papa membaca. Surat yang kutulis di sini, hingga mereka tahu seperti apa rasa rindu ku pada papa. Surat ini ku tujukan hanya untuk papa...

Ku ingat papa...

Tentang bagaimana kau tunjukkanku cara mengikat tali sepatu, bagaimana diriku yang selalu salah dan membuatmu lelah selalu. Tak peduli bagaimana ku letih dan jenuh, guraumu membuatku paham arti sabar menjalani segala sesuatu dengan tulus apapun itu.

Ku ingat pa...

Tentang bagaimana kau ajarkanku mengayuh sepeda, bagaimana aku yang selalu goyah dan jatuh dan kemudian  terluka. Tak peduli seperti apa ku menangis dan bermanja, perhatianmu membuatku paham arti tertatih menuju bahagia dan menjaga diri ketika kelak dewasa.

Ku masih ingat pa...

Ketika kau lukiskan perangai Muhammad kepadaku, yang membuat hati ini selalu rindu. Ketika kau ajarkanku Iqra', yang membuat ucapan ini tak pernah mengeluh. Ketika kau peluk aku, dan ku juga memelukmu.

Caramu berbeda pa...

Tak seperti papa mereka itu, kau tuntun aku keras untuk mengenal si lembut. Kau bimbing aku lantang menantang maut dan pantang berlutut, kau tinggalkanku sendiri agar manja tak lama terpaut, kau tuntun aku kuat hingga lemah pun takut.

Halusmu...
Candamu...
Tegasmu...
Semua demi aku yang sampai kini masih tak berguna.
Hangatmu...
Suaramu...
Tegarmu...
Segala demi aku yang hingga kini masih bermanja.

Ketika sedih menghampiriku dulu, kau pun perih menahan sembiluh. Berjalan di antara hujan menahan dingin angin denganmu, apapun kau lakukan demi senyum dan tawaku. Namun... Tak ada hal yang bisa ku lakukan kini, selain do'a dan lantunan Qur'an untukmu dari hati.

Kaulah yang ketiga setelah ibu dalam suara Nabi Mulia, namun tanpa tanganmu para Mujahid dan Syuhada takkan ada. Dari sosok seorang lelaki kuat para Ayah'lah mereka tercipta, dan bagiku... Dari sosokmu aku lebih mengenal dunia dan dengan wajahmu, aku melihat surga.

Papaku,

Ku sedih melihat ibu letih dan lemah, hatiku gerimis menatap pandangan kosong ketika ibu menata gambarmu di atas meja, jiwaku pecah ketika ibu mendoakanmu dengan air mata yang berjatuhan di atas sajadah.

No comments:

Post a Comment

Cerita Motivasi - Rasa Yang Tak Bermakna

Cerita Motivasi yang mengharukan, Cerita Motivasi Yang Memilukan, Kisah Semangat Pagi cerita, Aku kini masih dengan buku sebelumny...